Tujuanpenelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan status perkawinan, pendapatan keluarga, kebiasan makan "muluk", dan konsumsi gorengan terhadap risiko diabetes pada wanita lansia awal berusia 46-55 tahun. Metode yang digunakan adalah penelitian observasional dengan responden sebanyak 83 orang. UsahaPeningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) UPPKS adalah kelompok usaha ekonomi produktif yang beranggotakan sekumpulan anggota keluarga yang saling berinteraksi dan terdiri dari berbagai tahapan Keluarga Sejahtera, baik Pasangan Usia Subur yang sudah ber-KB maupun yang belum ber-KB dalam rangka meningkatkan tahapan kesejahteraan PengaruhJumlah Tanggungan Keluarga, Pendapatan Terhadap Partisipasi Kerja Tenaga Kerja Wanita Pada Industri Kerupuk Kedelai Di Tuntang, Kab Semarang (Endang Purwanti, Erna Rohayati) Yang dimaksud dengan pendapatan atau kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima oleh pekerja sebagai balas jasa atas kerja mereka (Handoko T., Hani, 1994 Vay Tiền Nhanh Chỉ Cần Cmnd. ArticlePDF AvailableAbstractStunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak balita bayi di bawah lima tahun yang diakibatkan oleh kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek pada usianya. Faktor penyebab stunting terdiri dari faktor dasar seperti faktor ekonomi dan pendidikan ibu, kemudian faktor intermediet seperti jumlah anggota keluarga, tinggi badan ibu, usia ibu, dan jumlah anak ibu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pendidikan ibu dan pendapatan keluarga terhadap kejadian stunting pada balita di wilayah puskesmas Way Urang Kabupaten Lampung Selatan. Penelitian analitik observasional dengan desain penelitian case control. Pengambilan sampel menggunakan metode probability sampling dengan jenis proportional sampling dan alat ukur berupa kuesioner. Analisis data dengan uji chi square. Penelitian dilakukan terhadap 98 responden ibu dengan tingkat pendidikan rendah sejumlah 67,3% dan tingkat pendapatan keluarga rendah sebesar 55,1%. Hasil uji statistik menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan ibu dan pendaatan keluarga terhadap kejadian stunting pada balita di wilayah kerja Puskesmas Way Urang Kabupaten Lampung Selatan p=0,008 dan p=0,018. Terdapat hubungan antara tingkat pendidikan ibu dan pendapatan keluarga terhadap kejadian stunting pada balita di wiayah kerja Puskesmas Way Urang Kabupaten Lampung Selatan. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freeContent may be subject to copyright. Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu... Sutarto, Tiara Cornela Azqinar, Rani Himayani, Wardoyo 256 Jurnal Dunia Kesmas, Vol. 9 No. 2, April 2020, hal. 256 – 263 ISSN 2301-6604 Print, ISSN 2549-3485 Online Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu dan Pendapatan Keluarga dengan Kejadian Stunting pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Way Urang Kabupaten Lampung Selatan The Relationship between Mother's Education Level and Family Income with Stunting in Toddlers in the Way Urang Community Health Center, South Lampung Regency Sutarto1, Tiara Cornela Azqinar2, Rani Himayani3, Wardoyo4 1Bagian Ilmu IKKOM-IKM Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung 2 Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung 3 Bagian Ilmu Kesehatan Mata, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung 4 Badan Dinklat PPSDM, Provinsi Lampung *korespondensi Penulis sutarto Penyerahan 18-01-2020, Perbaikan 23-03-2020, Diterima 02-05-2020 ABSTRACT Stunting is a condition of failure to thrive in children under five babies under five years old due to chronic malnutrition so that the child is too short for his age. Factors causing stunting consist of primary factors such as economic factors and mother's education, then intermediate factors such as the number of family members, mother's height, mother's age, and the number of mother's children. This study aims to determine the relation of mother's education level and family income on the incidence of stunting in infants in the Way Urang puskesmas area, South Lampung Regency. Observational analytic research with case-control research design. Sampling uses probability sampling method with a proportional sampling type and a measuring instrument in the form of a questionnaire—data analysis with the chi-square test. The study was conducted on 98 respondents with a low education level of and a low family income level of Statistical test results show that there is a significant relationship between mother's education level and family obedience to the incidence of stunting in infants in the work area of Puskesmas Way Urang South Lampung Regency p = and p = There is a correlation between the mother's education level and family income to the prevalence of stunting among children under five in the work area of Puskesmas Way Urang South Lampung regency. Keywords Stunting, mother’s education level, family income. ABSTRAK Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita bayi dibawah lima tahun yang diakibatkan kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya. Faktor penyebab stunting terdiri dari faktor dasar seperti faktor ekonomi dan pendidikan ibu, kemudian faktor intermediet seperti jumlah anggota keluarga, tinggi badan ibu, usia ibu, dan jumlah anak ibu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pendidikan ibu dan pendapatan keluarga terhadap kejadian stunting pada balita di wilayah puskesmas Way Urang Kabupaten Lampung Selatan. Penelitian analitik observasional dengan desain penelitian case control. Pengambilan sampel menggunakan metode probability sampling dengan jenis proportional sampling dan alat ukur berupa kuesioner. Analisis data dengan uji chi square. Penelitian dilakukan terhadap 98 responden ibu dengan tingkat pendidikan rendah sejumlah 67,3% dan tingkat pendapatan keluarga rendah sebesar 55,1%. Hasil uji statistik menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan ibu dan pendaatan keluarga terhadap kejadian stunting pada balita di wilayah kerja Puskesmas Way Urang Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu... Sutarto, Tiara Cornela Azqinar, Rani Himayani, Wardoyo 257 Jurnal Dunia Kesmas, Vol. 9 No. 2, April 2020, hal. 256 – 263 ISSN 2301-6604 Print, ISSN 2549-3485 Online Kabupaten Lampung Selatan p=0,008 dan p=0,018. Terdapat hubungan antara tingkat pendidikan ibu dan pendapatan keluarga terhadap kejadian stunting pada balita di wiayah kerja Puskesmas Way Urang Kabupaten Lampung Selatan. Kata kunci Stunting, Pendidikan Ibu, Pendapatan Keluarga. PENDAHULUAN Kejadian stunting pada balita termasuk salah satu permasalahan gizi secara global. Pada tahun 2017 22,2% atau sekitar 150,8 juta balita di dunia mengalami stunting. Lebih dari setengah balita stunting di dunia berasal dari Asia 55% sedangkan lebih dari sepertiganya 39% tinggal di Afrika. Dari 83,6 juta balita stunting di Asia, proporsi terbanyak berasal dari Asia Selatan 58,7% dan proporsi paling sedikit di Asia Tengah 0,9%. Asia Tenggara pada tahun 2017 memiliki prevalensi kejadian stunting 14,9%. Kejadian stunting pada balita lebih banyak terjadi di negara berkembang. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang memiliki kejadian stunting tinggi pada balita Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2017.Sekitar 37% atau hampir 9 juta anak balita di Indonesia mengalami stunting Riskesdas. 2013. Indonesia adalah negara dengan prevalensi stunting terbesar kelima di dunia. Pada anak balita dan baduta yang mengalami stunting akan cenderung memiliki kecerdasan yang tidak maksimal, lebih rentan terhadap penyakit, dan dapat berisiko menurunnya tingkat produktivitas di masa depan. Stunting pada akhirnya akan menghambat pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kemiskinan, dan memperlebar ketimpangan Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan. 2017. Menurut Riskesdas 2013, prevalensi balita sangat pendek di provinsi Lampung sebesar 27,6% dan balita pendek sebesar 15%. Provinsi Lampung masuk dalam kategori wilayah dengan prevalensi balita pendek sangat tinggi. Sedangkan pada tahun 2015 persentase balita sangat pendek di provinsi Lampung sebesar 20,6%, balita pendek sebesar 16,1% dan normal sebesar 61,3%. Lampung Selatan mempunyai persentase balita sangat pendek sebesar 25,2% dan balita pendek sebesar 17,8%, persentase ini cukup besar jika dibandingkan dengan persentase kejadian stunting nasional Dinas Kesehatan Provinsi Lampung. 2015. Stunting adalah kondisi dimana bayi bawah lima tahun balita gagal mengalami pertumbuhan, hal tersebut merupakan dampak dari kurangnya gizi kronis dan menyebabkan anak tersebut terlalu pendek untuk seusianya. Faktor penyebab stunting terdiri dari faktor dasar seperti faktor ekonomi dan pendidikan ibu, kemudian faktor intermediet seperti jumlah anggota keluarga, tinggi badan ibu, usia ibu, dan jumlah anak ibu. Selanjutnya adalah faktor langsung seperti pemberian ASI ekslusif, asupan makan, berat badan lahir rendah BBLR Darteh EKM, Acquah E, Kumi-Kyereme A. 2014. Perkembangan dan pertumbuhan anak sangat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan ibu. Tingkat pendidikan ibu yang rendah merupakan faktor risiko terjadinya keterlambatan perkembangan anak. Ibu dengan tingkat pendidikan yang rendah akan kurang dalam memberikan stimulasi dibandingkan dengan ibu pendidikan Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu... Sutarto, Tiara Cornela Azqinar, Rani Himayani, Wardoyo 258 Jurnal Dunia Kesmas, Vol. 9 No. 2, April 2020, hal. 256 – 263 ISSN 2301-6604 Print, ISSN 2549-3485 Online tinggi. Pola asuh kepada anak, perilaku hidup sehat, ketersediaan dan pola konsumsi rumah tangga dipengaruhi oleh tingkat pendidikan orangtua terutama ibu Ariani dan Yosopranoto M. 2012. Pendapatan keluarga adalah jumlah penghasilan riil dari seluruh anggota rumah tangga yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan bersama maupun perseorangan dalam rumah tangga Badan Pusat Statistik. 2017.Kemampuan keluarga untuk membeli makanan bergizi dipengaruhi oleh tinggi rendahnya tingkat pendapatan. Pendapatan yang tinggi memungkinkan terpenuhinya kebutuhan makanan seluruh anggota keluarga. Sebaliknya, tingkat pendapatan yang rendah mengakibatkan kurangnya daya beli pangan rumah tangga. Apabila daya beli pangan rendah menyebabkan kurang terpenuhinya kebutuhan gizi balita Anisa, P. 2012. Lampung Selatan termasuk dalam 3 besar prioritas intervensi stunting dan beberapa desa di wilayah kerja puskesmas Way Urang sendiri masuk dalam daftar 1000 desa prioritas intervensi stunting, diantaranya Desa Tajimalela dan Desa Taman permasalahan diatas peneliti menilai perlunya dilakukan penelitian terkait hubungan tingkat pendidikan ibu dan pendapatan keluarga terhadap kejadian stunting pada balita. METODE Penelitian ini menggunakan metode analitik observasional dengan pendekatan case control. Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Labuhan Ratu Kota Bandarlampung Desa Merak Belantung, Tajimalela, dan Taman Agung pada bulan November 2019. Teknik pengambilan sampel penelitian menggunakan teknik purposive sampling dengan besar sampel sebanyak 98 orang. Populasi pada penelitian ini adalah ibu yang memiliki balita stunting usia 24-59 bulan sebanyak 49 orang dan ibu yang memiliki balita normal usia 24-59 bulan sebanyak 49 orang dan berada di wilayah kerja Puskesmas Way Urang Kabupaten Lampung Selatan. Kriteria inklusi pada penelitian ini yaitu responden bersedia menjadi objek penelitian dan hadir saat pengambilan data, ibu yang memiliki balita usia 24-59 bulan, bayi lahir normal dan sehat, responden dapat membaca dan menulis. Kriteria eksklusi penelitian ini adalah balita yang tidak memiliki ibu, balita dengan riwayat infeksi berkepanjangan, balita dengan penyakit jantung bawaan dan balita dengan kelainan kongenital. Variabel independen bebas dalam penelitian ini yaitu tingkat pendidikan ibu dan pendapatan keluarga. Variabel dependen terikat dalam penelitian ini yaitu kejadian stunting pada balita di Wilayah Kerja Puskesmas Way Urang Kabupaten Lampung Selatan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner, Metode pengambilan data menggunakan data primer yaitu wawancara dan kuisioner. Sedangkan data sekunder berupa Laporan tahunan Puskesmas Way Urang Kabupaten Lampung Selatan mengenai daftar nama balita stunting dan normal. Lalu data dianalisis menggunakan analisis univariat dan bivariat Chi Square. HASIL Pada penelitian ini dapat dilihat data deskriptif mengenai tingkat pendidikan ibu dan pendapatan keluarga di Wilayah Kerja Puskesmas Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu... Sutarto, Tiara Cornela Azqinar, Rani Himayani, Wardoyo 259 Jurnal Dunia Kesmas, Vol. 9 No. 2, April 2020, hal. 256 – 263 ISSN 2301-6604 Print, ISSN 2549-3485 Online Way Urang Kabupaten Lampung Selatan, yaitu pada tabel 1. Tabel 1. Distribusi Frekuensi mengenai tingkat pendidikan ibu dan pendapatan keluarga Tinggi SMA, Diploma, S1 32 32,7% Tingkat Pendapatan KeluargaTinggi > 44 44,9% Hasil univariat pada penelitian ini didapatkan data responden dengan pendidikan rendah sebanyak 62 orang 67,3% dan pendidikan tinggi sebanyak 32 orang 32,7%. Responden dengan tingkat pendapatan keluarga tinggi sebanyak 54 55,1% dan pendapatan rendah sebanyak 44 44,9%. Pada penelitian ini dapat dilihat hasil analisis bivariat mengenai hubungan faktor bebas dan faktor terikat, yaitu pada tabel 2. Tabel 2. Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu Terhadap Kejadian Stunting Tingkat Pendidikan Ibu p value Rendah 0,018 Hasil penelitian didapatkan bahwa dari 66 responden yang memiliki tingkat pendidikan rendah, sebanyak 39 responden 79,6% memiliki balita stunting dan 27 responden 55,1% memiliki balita normal, sedangkan dari 32 responden yang memiliki tingkat pendidikan tinggi, sebanyak 10 orang 20,4% memiliki balita stunting dan 22 responden 44,9% memiliki balita normal. Hasil uji chi square didapatkan nilai p value 0,018 p<0,05, maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan ibu terhadap kejadian stunting pada balita di Wilayah Kerja Puskesmas Way Urang Kabupaten Lampung Selatan. Tabel 3. Hubungan Tingkat Pendapatan Keluarga Terhadap Kejadian Stunting pada Balita Tingkat Pendapatan Keluarga p value Rendah 34 69,4%20 40,8%0,008 Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu... Sutarto, Tiara Cornela Azqinar, Rani Himayani, Wardoyo 260 Jurnal Dunia Kesmas, Vol. 9 No. 2, April 2020, hal. 256 – 263 ISSN 2301-6604 Print, ISSN 2549-3485 Online Hasil penelitian didapatkan bahwa dari 54 responden yang memiliki tingkat pendapatan keluarga rendah, sebanyak 34 responden 69,4% memiliki balita stunting dan 20 responden 40,8% memiliki balita normal, sedangkan dari 44 responden yang memiliki tingkat pendapatan keluarga tinggi, sebanyak 15 orang 30,6% memiliki balita stunting dan 29 responden 59,2% memiliki balita normal. Hasil uji chi square didapatkan nilai p value 0,008 p<0,05. PEMBAHASAN Hasil penelitian ini terdapat hubungan antara tingkat pendidikan ibu terhadap kejadian stunting pada balita di Wilayah Kerja Puskesmas Way Urang Kabupaten Lampung Selatan. Hal ini sejalan dengan penelitian Setiawan 2018 di Wilayah Kerja Puskesmas Andalas Kecamatan Padang Timur Kota Padang dengan jumlah 74 responden dan didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan antara tingkat pendidikan ibu terhadap kejadian stunting pada balita. Penelitian lain yang menunjukkan bahwa adanya hubungan bermakna antar variabel tersebut, diantaranya pada penelitian Kusumawati 2015 di Wilayah Kerja Puskesmas Kedungbanteng, Kabupaten Banyumas dengan jumlah 50 responden dan Ni’mah Rahayu 2015 di Wilayah Kerja Puskesmas Tanah Kali Kedinding dengan jumlah 68 responden. Penelitian di Nepal oleh Tiwari, et al 2014 menunjukkan hal yang sama bahwa pendidikan ibu berhubungan dengan kejadian stunting balita. Rendahnya pendidikan ibu merupakan penyebab utama dari kejadian stunting pada anak sekolah dan remaja di Nigeria. Ibu yang berpendidikan lebih tinggi lebih memungkinkan untuk membuat keputusan yang akan meningkatkan gizi dan kesehatan anak-anaknya. Tingkat pendidikan ibu juga menentukan kemudahan ibu dalam menyerap dan memahami pengetahuan gizi yang diperoleh. Dari kepentingan gizi keluarga, pendidikan diperlukan agar ibu lebih tanggap terhadap adanya masalah gizi di dalam keluarga dan bisa mengambil tindakan secepatnya Suhardjo. 2003. Tingkat pendidikan ibu adalah pendidikan formal terakhir yang ditamatkan. Fungsi pendidikan untuk ibu adalah mengembangkan wawasan anak mengenai dirinya dan lingkungan. Tinggi rendahnya tingkat pendidikan ibu tergantung pada lama pendidikan yang ditempuh. Ibu dengan tingkat pendidikan tinggi akan lebih mudah menerima informasi kesehatan khususnya tentang cara mendidik balita sehari – hari. Faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan balita yaitu cara merawat dan mendidik. Ibu dengan pendidikan rendah akan sulit menerima informasi, sehingga anak yang hidup dalam keluarga dengan tingkat pendidikan dasar cenderung mengalami pertumbuhan yang lambat karena pola pengasuhan yang diberikan pada anak Departemen Kesehatan RI. 2008. Tingkat pendidikan ibu berpengaruh terhadap konsumsi makanan anak yang disebabkan oleh pola pikir dan pengalaman. Tingkat pendidikan ibu yang tinggi akan lebih memilih makanan yang kualitasnya lebih baik dari pada yang tingkat pendidikannya rendah. Ibu dengan pendidikan tinggi akan lebih memilih makanan yang memiliki kandungan gizi yang tinggi sesuai dengan pangan yang tersedia dan kebiasaan makan sejak kecil, sehingga kebutuhan gizi terpenuhi. Dilihat dari kualitas makanan yang dikonsumsinya, ibu berpendidikan tinggi akan lebih kritis dalam pemilihan makan, keburukan, dan Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu... Sutarto, Tiara Cornela Azqinar, Rani Himayani, Wardoyo 261 Jurnal Dunia Kesmas, Vol. 9 No. 2, April 2020, hal. 256 – 263 ISSN 2301-6604 Print, ISSN 2549-3485 Online risiko dalam konsumsi pendidikan ibu yang lebih tinggi memiliki hubungan terhadap pengasuhan yang baik pada anak, seperti penggunaan garam beryodium, pemberian kapsul vitamin A, imunisasi yang lengkap dan sanitasi yang Penelitian Ramli et al di Maluku 2009 menemukan bahwa pendidikan ibu berhubungan signifikan dengan kejadian stunting pada balita. Terdapat hubungan antara tingkat pendapatan keluarga dengan kejadian stunting pada balita di Wilayah Kerja Puskesmas Way Urang Kabupaten Lampung Selatan pada penelitian ini. Hal ini sejalan dengan penelitian Setiawan 2018 di Wilayah Kerja Puskesmas Andalas Kecamatan Padang Timur Kota Padang dengan jumlah 74 responden dan didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan antara tingkat pendapatan keluarga terhadap kejadian stunting pada balita. Hasil penelitian lain yang menunjukkan bahwa adanya hubungan bermakna antar variabel tersebut, diantaranya pada penelitian Kusumawati 2015 di Wilayah Kerja Puskesmas Kedungbanteng, Kabupaten Banyumas dengan jumlah 50 responden, Ni’mah Rahayu 2015 di Wilayah Kerja Puskesmask Tanah Kali Kedinding dengan jumlah 68 responden, dan Husein Al Anshori 2013 tentang Faktor Risiko Kejadian Stunting Pada Balita di Kecamatan Semarang Timur. Pendapatan merupakan salah satu indikator yang menentukan status ekonomi. Hasil penelitian di Nepal menunjukkan bahwa indeks kekayaan rumah tangga merupakan faktor risiko stunting Tiwari, R., Ausman, L. M., Argho, K. E. 2014. Skor indeks kesejahteraan rumah tangga yang lebih tinggi berhubungan signifikan dengan peningkatan proteksi kejadian stunting Gewa, and Yandel, N. 2012. Pendapatan keluarga adalah jumlah penghasilan riil dari seluruh anggota rumah tangga yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan bersama maupun perseorangan dalam rumah tangga. Pendapatan keluarga termasuk balas jasa atau imbalan yang diperoleh atas fakor produksi yang Peneliti mengklasifikasikan pendapatan rendah tinggi berdasarkan UMR Lampung Selatan. Upah Minimum Provinsi UMP tahun 2018 telah ditetapkan Gubernur Lampung adalah sebesar Rp sedangkan Upah Minimum Kabupaten Lampung Selatan telah ditetapkan sebesar Rp2. 168. 702 Anisa, P. 2012. Kemampuan keluarga untuk membeli makanan bergizi dipengaruhi oleh tinggi rendahnya tingkat pendapatan. Pendapatan yang tinggi memungkinkan terpenuhinya kebutuhan makanan seluruh anggota keluarga. Sebaliknya, tingkat pendapatan yang rendah mengakibatkan kurangnya daya beli pangan rumah tangga. Apabila daya beli pangan rendah menyebabkan kurang terpenuhinya kebutuhan gizi balita Sumarwan, Ujang. 2002. Tingkat pendapatan yang tinggi memberi peluang lebih tinggi bagi keluarga dalam memilih bahan pangan baik jumlah maupun jenisnya. Pendapatan yang diukur biasanya bukan hanya pendapatan yang diterima oleh seorang individu, tetapi diukur semua pendapatan yang diterima oleh semua anggota keluarga dimana konsumen berada. Jumlah pendapatan keluarga dapat mempengaruhi ketersediaan pangan disebuah keluarga, karena pendapatan akan memenuhi kebutuhan pangan sesuai dengan daya belinya. Daya beli sebuah rumah tangga bukan hanya Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu... Sutarto, Tiara Cornela Azqinar, Rani Himayani, Wardoyo 262 Jurnal Dunia Kesmas, Vol. 9 No. 2, April 2020, hal. 256 – 263 ISSN 2301-6604 Print, ISSN 2549-3485 Online ditentukan oleh pendapatan dari satu orang, tetapi dari seluruh anggota rumah tangga yang bekerja Sumarwan, Ujang. 2002. KESIMPULAN Berdasarkan uraian sebelumnya, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan antara tingkat pendidikan ibu dan pendapatan keluarga terhadap kejadian stunting pada balita di Wilayah Kerja Puskesmas Way Urang Kabupaten Lampung Selatan. DAFTAR PUSTAKA Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2017. Buku Saku Pemantauan Status Gizi. Jakarta Direktorat Gizi Masyarakat dan Direktorat Jendral Kesehatan Masyarakat. Riskesdas. 2013. Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar Riskesdas Tahun 2013. Jakarta Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI. Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan. 2017. 100 Kabupaten/kota prioritas untuk intervensi anak kerdil stunting. Vol 2. Jakarta Sekertariat Wakil Presiden Republik Indonesia. Dinas Kesehatan Provinsi Lampung. 2015. Profil Kesehatan Provinsi Lampung Tahun 2015. Dinas Kesehatan Provinsi Lampung, Bandar Lampung. Darteh EKM, Acquah E, Kumi-Kyereme A. 2014. Correlates of stunting among children in ghana. BMC Public Health. 1412-7. Ariani dan Yosopranoto M. 2012. Usia anak dan pendidikan ibu sebagai faktor risiko gangguan perkembangan anak. Jurnal Kedokteran Brawijaya. 272118-121. Badan Pusat Statistik. 2017. Pengeluaran Untuk Konsumsi Penduduk Indonesia Per Provinsi, Maret 2017. BPS. Jakarta. Anisa, P. 2012. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting pada balita usia 25-60 bulan di Kelurahan Kalibiru Depok tahun 2012 [Skripsi]. Jakarta Universitas Indonesia. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2017. Buku saku pemantauan status gizi. JakartaDirektorat Gizi Masyarakat dan Direktorat Jendral Kesehatan Masyarakat. Suhardjo. 2003. Berbagai Cara Pendidikan Gizi. Jakarta Bumi Aksara. Departemen Kesehatan RI. 2008. Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta Departemen Kesehatan RI Nasikhah, Roudhotun. 2012. Faktor Risiko Kejadian Stunting pada Balita Usia 24-36 bulan di kecamatan Semarang Timur. Journal Of Nutriton College. 11 715 – 730. Supriyanti, NT. 2014. Hubungan antara pola konsumsi dan kejadian infeksi dengan status gizi balita usia 12-59 bulan di desa Baban, Kecamatan Gapura Sumenep. Skripsi. Universitas Airlangga Tiwari, R., Ausman, L. M., Argho, K. E. 2014. Determinants of stunting and severe stunting among under-fivesevidence from 2011 Nepal Demographic and Healthy Survey. BMC Pediatrics, 14, 239. Gewa, and Yandel , N. 2012. Undernutrition among kenyan children contribution of child, maternal, and household factors. Public Health Nutrition. 1529-38. Badan Pusat Statistik. 2017. Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu... Sutarto, Tiara Cornela Azqinar, Rani Himayani, Wardoyo 263 Jurnal Dunia Kesmas, Vol. 9 No. 2, April 2020, hal. 256 – 263 ISSN 2301-6604 Print, ISSN 2549-3485 Online Pengeluaran Untuk Konsumsi Penduduk Indonesia Per Provinsi, Maret 2017. BPS. Jakarta. Bank Indonesia. 2018. Kajian ekonomi dan keuangan regional provinsi lampung 2018. Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Lampung. 15110–17. Anisa, P. 2012. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting pada balita usia 25-60 bulan di Kelurahan Kalibiru Depok tahun 2012 [Skripsi]. Jakarta Universitas Indonesia. Sumarwan, Ujang. 2002. Perilaku konsumen. Jakarta Ghalia Indonesia. ... Factors that can affect the development of toddlers are how to care and educate. Mothers with low education will find it difficult to receive information, so children who live in families with basic education levels tend to experience slow growth due to the parenting patterns given to children [19]. Based on the results of the study, the variable of the Mother's First Marriage Age X2 has a p-value of < ...Ni Nyoman Kusuma Anggraeni Ida Ayu Nyoman SaskaraNi Nyoman YuliarmiStunting is a condition of failure to thrive in toddlers due to long-term malnutrition, exposure to repeated infections, and lack of stimulation. Stunting is influenced by the health status of adolescents, pregnant women, toddler's diet, as well as economic, cultural, and environmental factors such as sanitation and access to health services. Abang District is the subdistrict with the highest number of stunted children under five in Bali Province in 2022 with 17,523 children under five. The aims of this study were 1 to analyze the partial effect of family income, education and age of mother's first marriage on the chances of a child born with stunting in Abang District. 2 To analyze whether the mother's education reduces the influence of the mother's first marriage age on the chances of a child born with stunting in Abang District. The sample in this study were 99 toddlers and the sample was taken using a non-probability sampling method, namely purposive sampling. The data analysis technique used was Logistic Regression and Moderated Regression Analysis MRA using the STATA tool. Based on the results of the study it can be concluded that 1 Family income, education and age of mother's first marriage have a significant negative effect on the chances of a child born with stunting in Abang District. 2 Mother's education reduces the effect of mother's first marriage age on the chance of a child born with stunting in Abang District.... Prevalensi stunting tahun 2018 di Jawa Timur nyaris 32, 81%. Prevalensi tersebut lebih besar dari angka stunting nasional ialah sebesar 30 Menurut WHO, kondisi gagal tumbuh ini terjadi akibat minimnya konsumsi gizi dalam waktu lama dan terbentuknya infeksi yang berulang serta terjadi kendala pada masa HPK ialah dari 270 hari selama kehamilan serta 730 hari awal sehabis balita dilahirkan, perihal itu harus dipastikan perkembangan serta pertumbuhan bayi di periode yang akan datang. Apabila menghadapi permasalahan gizi pada periode tersebut, anak akan menghadapi keterlambatan dalam pertumbuhan serta kognitifnya 25 . ...Yustika Dyah RahayuBinti YunariyahRoudlotul JannahStunting merupakan masalah kekurangan gizi pada balita diakibatkan oleh beberapa faktor. Stunting di Indonesia pada tahun 2018 mengalami peningkatan menjadi 30,8 % dan 2019 menurun menjadi 27,7 % atau dengan kata lain 28 dari 100 balita menderita stunting. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran faktor apa yang menyebabkan kejadian stunting pada balita di wilayah kerja Puskesmas Semanding Tuban tepatnya di Desa Penambangan. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain penelitian survei deskriptif, teknik sampling yang digunakan adalah Purposive Sampling dengan populasi 160 orang dan 114 sampel ibu yang memiliki balita stunting. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan menggunakan kuesioner. Data disajikan dalam bentuk tabel frekuensi. Hampir seluruhnya balita stunting Desa Penambangan tidak memiliki berat badan lahir rendah dengan jumlah sebanyak 82,5%, sebagian besar ibu yang memiliki balita stunting memiliki tingkat pendidikan dasar 52,6%. Hampir seluruhnya orang tua yang memiliki balita stunting berpendapatan dibawah UMR Kota Tuban 76,3%. Hampir seluruhnya ibu yang memiliki balita stunting tidak memberikan ASI eksklusif 78,1%. Dari tabel distribusi frekuensi yang menyebabkan kejadian stunting di Desa Penambangan yaitu faktor pendidikan ibu, faktor pendapatan orang tua dan pemberiaan ASI eksklusif. Faktor yang paling besar menyebabkan kejadian stunting pada balita di wilayah kerja Puskesmas Semanding Tuban di Desa Penambangan adalah faktor pendidikan ibu, pendapatan orang tua dan pemberiaan ASI eksklusif. Petugas kesehatan dapat memberikan kegiatan penyuluhan mengenai stunting agar dapat melakukan pencegahan dan penurunan angka Wilda NingsiSupyati SupyatiWahdaniyah WahdaniyahDevi AndrianiIndonesia is a country with a triple burden of malnutrition which is characterized by a high prevalence of stunting and anemia in pregnant women. This study aimed to determine the relationship between parenting styles for toddlers 24-59 months of age on the incidence of stunting in Majene district in 2022. This study used an observational study with a cross-sectional design with a population of 236 children under five with a sample of 70 children who were taken using the purposive sampling technique. Data was collected using a questionnaire and data analysis statistics using the chi-square test. The results of statistical tests showed that 52,9% had good parenting and did not experience stunting and 75% had poor parenting with stunting status, there was alsoan association between maternal parenting and stunting in children aged 24 to 59 months with a p-value of 0,023. The conclusionof this study is that there is an association between maternal parenting and the incidence of infant stunting between 24 and 59 months of Dian KhairaniKusmiyati TjahjonoAli Rosidi Etika NoerStunting is a condition of failure or a child's growth process that is not following their age. Many factors can cause children to experience stunting both in terms of health and outside health, such as economic conditions, nutritional status experienced by mothers during pregnancy, malnutrition, and improper feeding and care early in life. The study aimed to determine pregnancy and birth history as risk factors for stunting in children aged 24-59 months. The study used a case-control design, with the number of subjects being 176 children, calculating subjects using total sampling techniques on case subjects and matching on control subjects. The research was conducted at the Pangkalan Balai Health Center, Banyuasin Regency, South Sumatra, in 2022. Data was collected for one month and then analyzed using the chi-square test and Logistic Regression. The results showed that parental income p= 0,034; OR= 2,571, early marriage p= 0,001; OR= 2,760, maternal age at pregnancy p= 0,003; OR= 2,692, nutritional status at pregnancy p=0,020; OR=2,080, birth length p= 0,001; OR= 6,633 and birth weight p= 0,044; OR= 3,632 are risk factors for stunting. The most influential determinant factor was the birth length. Conclusion, parental income, early marriage, age at risk of pregnancy, nutritional status of pregnant women, birth length, and birth weight are risk factors for stunting in children aged 24-59 months at Pangkalan Balai Health Center. Zenderi WardaniEmiliaOvi AndariABSTRAK Latar Belakang Pola asuh makan yangtidak adekuat terutama dalam perilaku dan praktik pemberian makan merupakan salah satu faktor stunting Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisa hubungan pola asuhmakan terhadap kasusstunting pada balita di Desa Serdang Wilayah Kerja Puskesmas Rias Kabupaten Bangka Selatan. Metode Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain crosssectional, yang dilakukan pada bulan Mei-Juni 2022. Populasi penelitian adalah seluruhanak usia 6-24 bulan denganbesar sampel sebanyak 33 balita dipilih menggunakan teknik simple randomsampling. Pengumpulan data pola asuh makan menggunakan kuesioner dan penentuan status gizi dengan indeks TB/U dilakukan menggunakan software WHO Anthro. Analisis data dilakukan dengan cara analisis deskriptif dan datadisajikan dalam grafik atau tabel. Analisis keterhubungan dilakukan menggunakan uji statistik korelasi non parametrik spearman rank test. Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa masalah stunting masih menjadi masalah kesehatan masyarakat 33,3% dengan pola asuh kategori rendah pada aspek demandingnessdan responsiveness berturut-turut sebesar54,5% dan 72,7%. Kesimpulan Ada hubungan antara pola asuh aspek demandingness dengan stunting ρ=0,04. Penelitian ini merekomendasikan intervensi edukasi gizi terkait pemberian makanan bayi dan anak PMBA disertai peningkatan pemberdayaan ekonomi keluarga. ABSTRACT Background Inadequate parenting, especially in terms of behavior and feeding practices, is one of the factors of stunting. Purpose This study aimed to describe and analyze the relationship between parenting and eating patterns in cases of stunting of under-5 years children in Serdang Village, Working Area of the Rias Health Center, South Bangka District. Method This study used a quantitative method with a cross-sectional design conducted from May to June 2022. The study population was all toddlers aged 6-24 months, with a sample size of 32 under-5 years children selected using a simple random sampling technique. Data collection on parenting and eating patterns used a questionnaire, and the determination of nutritional status with the height/age index was carried out using the WHO Anthro software. Data analysis was carried out through descriptive analysis,and correlation analysis was performed using spearman rank test. Results The results showed that the problem of stunting was still a public health problem with low parenting styles on the demandingness and responsiveness aspects of and respectively. Conclusion There is a relationship between the demandingness aspect of parenting and stunting ρ= This study recommends nutrition education interventions related to infant and child feeding IYCF accompanied by increased family economic ekonomi dan keuangan regional provinsi lampung 2018. Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Lampung Pengeluaran Untuk Konsumsi Penduduk Indonesia Per Provinsi, Maret 2017. BPS. Jakarta. Bank Indonesia. 2018. Kajian ekonomi dan keuangan regional provinsi lampung 2018. Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Lampung. 151 yang berhubungan dengan kejadian stunting pada balita usia 25-60 bulan di Kelurahan Kalibiru Depok tahunP AnisaAnisa, P. 2012. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting pada balita usia 25-60 bulan di Kelurahan Kalibiru Depok tahun 2012 [Skripsi].Perilaku konsumen. Jakarta Ghalia IndonesiaUjang SumarwanSumarwan, Ujang. 2002. Perilaku konsumen. Jakarta Ghalia Indonesia. Result for Apa Itu Polis Pendapatan Keluarga Ini Penjelasan Lengkapnya Asuransihub TOC Daftar IsiApa Itu Polis Pendapatan Keluarga? Ini Penjelasan LengkapnyaSecara mudah kita dapat mengartikan, bahwa polis pendapatan keluarga adalah jenis produk asuransi yang polisnya dapat memberikan manfaat finansial kepada keluarga tertanggung. Biasanya produk dengan polis seperti ini bisa ditemukan dalam produk asuransi Pendapatan Keluarga adalah Asuransi untuk Ahli Waris, Ini Dec 8, 2022 Polis pendapatan keluarga adalah jenis asuransi yang memberikan manfaat kepada ahli waris saat pemegang polis meninggal dunia atau mengalami cacat total yang membuat nasabah tidak bisa memberikan nafkah kepada keluarganya. Manfaat polis ini bisa ditemukan dalam asuransi pendapatan keluarga adalah Archives - AsuransiHubMar 9, 2022 polis pendapatan keluarga adalah. Apa Itu Polis Pendapatan Keluarga? Ini Penjelasan Lengkapnya. March 9, 2022 by admin. Bertemu lagi dengan Jasa Konsultasi Asuransi Surabaya, kali ini kami akan membahas polis pendapatan Itu Polis Pendapatan Keluarga Ini Penjelasan LengkapnyaDec 8, 2022 Polis pendapatan keluarga adalah jenis asuransi yang memberikan manfaat kepada ahli waris saat pemegang polis meninggal dunia atau mengalami cacat total yang membuat nasabah tidak bisa memberikan nafkah kepada keluarganya. Manfaat polis ini bisa ditemukan dalam asuransi pendapatan keluarga Archives - AsuransiHubHome. Whatsapp 081803081010. polis pendapatan keluarga. Apa Itu Polis Pendapatan Keluarga? Ini Penjelasan Lengkapnya. March 9, 2022by admin. Bertemu lagi dengan Jasa Konsultasi Asuransi Surabaya, kali ini kami akan membahas polis pendapatan keluarga. Mungkin Anda masih asing dengan polis . Read itu polis pendapatan keluarga Archives - AsuransiHubMar 9, 2022 Ini Penjelasan Lengkapnya March 9, 2022 by admin Bertemu lagi dengan Jasa Konsultasi Asuransi Surabaya, kali ini kami akan membahas polis pendapatan Itu Polis Pendapatan Keluarga Ini Penjelasan Lengkapnya Asuransihub Dec 8, 2022 Polis pendapatan keluarga adalah jenis asuransi yang memberikan manfaat kepada ahli waris saat pemegang polis meninggal dunia atau mengalami cacat total yang membuat nasabah tidak bisa memberikan nafkah kepada Whole Life Insurance dalam Asuransi dan Manfaatnya - AsuransiHubMar 11, 2022 Straight Life Policy atau Polis Jiwa Langsung. Polis asuransi jiwa seumur hidup jenis ini peserta harus membayarkan premi dengan besaran tetap hingga tertanggung mencapai usia 100 tahun atau meninggal dunia. Nilai tunai dari polis akan otomatis tetap aktif dan terbentuk hingga tertanggung meninggal ataupun mencapai umur 100 Adalah Pengertian dan Bedanya dengan MDRT Asuransi - AsuransiHubMar 14, 2022 Baca Juga Apa Itu Polis Pendapatan Keluarga? Ini Penjelasan Lengkapnya. Perusahaan asuransi yang memberikan MDIT dan MDRT kepada agen yang berhasil patut diacungi jempol. Artinya perusahaan tersebut merupakan perusahaan asuransi yang profesional dan memikirkan masa depan dari setiap Archives - AsuransiHubIni Penjelasan Lengkapnya March 9, 2022 by admin Bertemu lagi dengan Jasa Konsultasi Asuransi Surabaya, kali ini kami akan membahas polis pendapatan Manfaat Tambahan Berjangka dalam Asuransi Jiwa Berjangka - AsuransiHubMar 13, 2022 Baca Juga Apa Itu Polis Pendapatan Keluarga? Ini Penjelasan Lengkapnya. 1. Dapat Diperbarui Setiap Tahun. Asuransi jiwa dengan tambahan berjangka yang memiliki masa berlaku satu tahin bisa diperbarui masa aktifnya setiap tahun oleh pihak pemilik polis sampai batas usia. Umumnya batas usia antara 65 tahun sampai maksimal 70 Asuransi Pengertian, Isi, dan Fungsinya - 23, 2021 JAKARTA, - Ketika Anda membeli sebuah produk asuransi, Anda akan mendapatkan polis atau polis asuransi. Sebenarnya, apa yang dimaksud dengan polis asuransi? Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, polis yakni surat perjanjian antara orang yang ikut asuransi dan maskapai Asuransi Keluarga dan Manfaatnya - VISIONMar 20, 2020 1. Asuransi Jiwa Asuransi ini berguna untuk memberikan pertanggungan pada anggota keluarga yang ditinggalkan sehingga pendapatan dari kepala keluarga/ Orangtua yang memiliki pendapatan tidak hilang sehingga keluarga yang dtinggalkan tidak kehilangan pendapatan dari seorang pencari nafkah di dalam keluarganya tersebut. 2. A suransi PendidikanMengenal Manfaat Asuransi dan Jenis-Jenis Asuransi - 27, 2021 Adapun manfaat asuransi adalah sebagai berikut Memberikan rasa aman dan perlindungan, dengan memiliki polis asuransi, tertanggung akan terhindar dari kemungkinan risiko kerugian finansial di kemudian hari karena objek yang diasuransikan dijamin oleh penanggung. Pendistribusian biaya dan manfaat yang lebih adil, semakin besar kemungkinan ...Yuk Pahami Pengertian Polis Asuransi, Isi, Fungsi & Istilahnya! - OCBC NISPJan 19, 2022 Untuk itu, yuk pahami bersama apa itu polis asuransi dalam artikel berikut! Apa itu Polis Asuransi? Polis asuransi adalah bukti sah dan tertulis atas suatu perjanjian yang dilakukan antara perusahaan asuransi penanggung dengan nasabah tertanggung berisi hak dan kewajiban kedua belah Asuransi, Premi, Polis - 6, 2021 Polis dan premi. Polis asuransi adalah sebuah bukti perjanjian tertulis yang dilakukan oleh pihak perusahaan asuransi penanggung dengan nasabah pengguna layanan asuransi tertanggung, yang isinya menjelaskan segala hak dan kewajiban antara kedua belah pihak Polis adalah Nasabah Asuransi, Ini Hak dan - LifepalMay 12, 2023 Pengertian pemegang polis. Apapun jenis asuransinya, policy holder atau pemegang polis adalah pihak yang berwenang memiliki polis yang telah diterbitkan oleh perusahaan asuransi. Pemegang bertanggung jawab atas kewajiban terhadap perusahaan asuransi dan berhak atas proteksi yang tertera dalam Pertanggungan Asuransi Jiwa Pengertian dan Cara Hitung - LifepalMay 19, 2023 Hilel Hodawya / Asuransi Jiwa 4 Menit 19 Mei 2023 Uang Pertanggungan Asuransi Jiwa Pengertian dan Cara Hitung Uang pertanggungan asuransi adalah sejumlah uang yang diberikan oleh penanggung atau perusahaan asuransi kepada tertanggung apabila terjadi risiko sebagaimana yang ada dalam Salah Paham, Yuk Jadi Nasabah Bijak - PrudentialMengenal Apa Itu Polis Asuransi Endowment. Polis endowment adalah polis asuransi dengan manfaat ganda, juga dikenal dengan sebutan polis dwiguna. Cari tahu pengertian dan cara kerjanya di sini!Apa yang Dimaksud dengan Polis Asuransi? Simak Selengkapnya di SiniOct 21, 2021 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, polis adalah surat perjanjian antara orang yang ikut asuransi dan maskapai asuransi. Sedangkan asuransi adalah pertanggungan, perjanjian antara dua pihak. Baca Juga Apa Itu Polis Asuransi?4 Faktor Kenapa Kita Wajib Evaluasi Polis AsuransiNov 7, 2022 Semakin banyak anggota keluarga kita, maka makin besar pula pertanggungan yang dibutuhkan. Biaya operasional sehari-hari tentu meningkat, dan tentunya hal itu akan sangat berpengaruh pada pengeluaran rutin kita. Apakah manfaat pertanggungan dari asuransi yang saat ini masih sama? Besar kemungkinan jawabannnya adalah "tidak."Ketahui Pengertian Asuransi Jiwa Beserta Jenis dan Manfaatnya BNI Feb 3, 2022 Sebagai contoh, seorang kepala keluarga meninggal dunia yang membuat keluarganya menjadi kehilangan sumber pendapatan. Jika sang kepala keluarga memiliki asuransi jiwa, perusahaan asuransi akan memberikan uang pertanggungan sesuai dengan ketentuan polis kepada keluarga. 2. Perlindungan dari Risiko Cacat Sebagian atau TotalRelated Keywords For Apa Itu Polis Pendapatan Keluarga Ini Penjelasan Lengkapnya Asuransihub For You Apa Itu Polis Pendapatan Keluarga? Ini Penjelasan LengkapnyaMarch 9, 2022 Bertemu lagi dengan Jasa Konsultasi Asuransi Surabaya, kali ini kami akan membahas polis pendapatan keluarga. Mungkin Anda masih asing dengan polis …Read more

polis pendapatan keluarga adalah